Minggu, 25 Januari 2015

Laporan Kimia Anaisis Farmasi

Annyeonghaseo (>.<) watashi wa oktiyani desu artinya halo jeneng kulo oktiyani (^_<), ehmm.. kali ini aku mau ngepos tentang tugas yang pernah aku kerjain yaitu tentang bromatometri samoga bermanfaat yakk (>_<)

 BROMATOMETRI
A.          Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menetapkan kadar senyawa obat yang dapat bereaksi dengan adanya brom berlebihan (titrasi tidak langsung).


B.            Landasan Teori
Bromo-bromatometri merupakan salah satu metode penetapan kadar suatu zat dengan prinsip reaksi reduksi-oksidasi. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat tersebut direduksi (Rivai, 1995).
Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. (Wunas, 1986)
Kalium Bromat merupakan zat pengoksidasi (oksidator) yang kuat dengan nilai potensial standarnya sebesar 1,44 V. Dalam suasana asam, kalium bromat dengan adanya bromida akan menoksidasi bromida menjadi brom.
KBrO3 + 5KBr + 6HCl                      3Br2 + 6KCl + 3H2O
Aplikasi bromatometri dalam analisis kuantitatif untuk :
1.      Senyawa-senyawa yang bersifat reduktor seperti vitamin C
2.      Senyawa-senyawa yang mampu bereaksi secara subtitusi dengan brom seperti   fenol, asam salisilat, anilin, dan sulfonamida.
3.      Senyawa-senyawa yang mampu bereaksi secara adisi dengan brom seperti kalsium siklobarbital dan etena (Anonim, 2011).
Reaksi brominasi senyawa-senyawa organik larutan standar seperti kalium bromat dapat dipergunakan untuk menghasilkan sejumlah bromin dengan kuantitas yang diketahui. Bromin tersebut kemudian dapat digunakan untuk membrominasi secara kuantitatif berbagai senyawa organik. Bromide berlebih hadir dalam kasus-kasus semacam ini, sehingga jumlah bromin yang dihasilkan dapat dihitung dari jumlah KBrO3 yang diambil. Biasanya bromin yang dihasilkan apabila terdapat kelebihan pada kuantitas yang dibutuhkan untuk membrominasi senyawa organik tersebut untuk membantu memaksa reaksi ini agar selesai sepenuhnya.Reaksi bromin dengan senyawa organiknya dapat berupa subtitusi atau bisa juga reaksi adisi ( Hendayana, 1994).
Dalam suasana asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi iod, sementara dirinya direduksi menjadi brimida :
BrO3-    +     6H+    +    6I+                       Br-   +   3I2    +  3H2O
Tidak mudah mengikuti serah terima elektron dalam hal ini, karena suatu reaksi asam basa (penetralan H+ menjadi H2O) berimpit dengan tahap redoksnya. Namun nampak bahwa 6 ion iodida kehilangan 6 elektron, yang pada gilirannya diambil oleh sebuah ion bromat tunggal (Roth dan Blaschke,1988).